Menu
in ,

Bea Cukai Bantu UMKM Tembus Pasar Global

Pajak.com, Gresik – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Bea Cukai) memperkuat program Klinik Ekspor dan Asistensi Ekspor untuk membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan potensinya, sehingga mampu menembus pasar global. Saat ini program telah dijalankan oleh unit vertikal di berbagai daerah.

Salah satu program yang sukses dilakukan adalah di Gresik, Jawa Timur. Berdiri sejak sejak tahun 2020, Klinik Ekspor di Gresik fokus pada pemberdayaan pelaku UMKM serta dunia usaha di bidang industri dan perdagangan secara luas. Tujuan utamanya, yaitu memperluas pangsa pasar produk para pelaku usaha melalui ekspor, sehingga mampu berkontribusi dalam menunjang pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Klinik Ekspor dan Asistensi Ekspor juga mendorong aktivitas ekonomi desa/komunitas bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk membentuk desa devisa yang berorientasi ekspor.

Kepala Kantor Bea dan Cukai Gresik Bier Budi Kismuljanto mengungkapkan, Klinik Ekspor Gresik dan Asistensi Ekspor memiliki tiga kegiatan utama, yaitu sosialisasi, asistensi, dan realisasi. Melalui kegiatan sosialisasi, UMKM akan diberikan pemahaman tentang bagaimana tata cara prosedur dan syarat melakukan ekspor. Selanjutnya, Klinik Ekspor memberikan asistensi kepada UMKM berupa  legalitas, perizinan, bahkan termasuk pengisian sistem perizinan berusaha terintegrasi yang dikenal dengan Online Single Submission (OSS).

“Dengan kita berikan sosialisasi dan asistensi, akhirnya mereka mulai percaya diri. Kepercayaan diri mereka kita dukung dengan realisasi. Makanya kita butuh pasar. Pentingnya tahapan realisasi ekspor. Seluruh tahapan kegiatan utama Klinik Ekspor, terutama realisasi, melibatkan pihak-pihak lain untuk mendukung keberhasilannya,” ungkap Bier dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com (20/6).

Ia mengungkapkan, melalui kerja sama dengan para atase keuangan di luar negeri, para pelaku UMKM di Gresik telah mampu memasarkan produknya hingga ke mancanegara. Klinik Ekspor Gresik telah mengantarkan 21 UMKM untuk berhasil ekspor, serta mendirikan satu desa devisa penghasil sarung tenun, yakni di Desa Wedani.

“Desa Wedani telah mengalami peningkatan pangsa pasar tidak hanya skala lokal, tetapi juga sampai pada di skala regional. Hal tersebut menunjukkan sinergi antara Bea Cukai, Pemda Gresik, dan UMKM dalam program Klinik Ekspor berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian Gresik,” tambah Bier.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengapresasi sinergi bersama Bea dan Cukai melalui program Klinik Ekspor. Ia mengungkapkan, Gresik memiliki banyak kenampakan alam, bukan hanya bukit kapur selaku bahan baku industri semen, namun juga sektor perikanan, perkebunan, dan kerajinan.

“Kepulauan Bawean punya potensi terkait dengan perikanan, seperti kerapu, lobster, udang, teripang, Olahan perikanan banyak dari situ dan sudah pernah kita ekspor. Dari perkebunan, kami punya mangga Gresik yang lebih tidak berair dan disukai oleh pasar internasional. Lalu, rotan dari Kecamatan Menganti berbentuk kerajinan kursi, keranjang, dan lain sebagainya,” ungkap Gus Yani.

Ia menilai, keterlibatan UMKM dalam mengolah sumber daya di Gresik sangat signifikan. Bahkan, sektor UMKM menjadi salah satu penopang kebangkitan ekonomi Gresik saat pandemi COVID-19 melanda. Dengan demikian, ia bersyukur Bea Cukai dapat membantu Kabupaten Gresik untuk mendorong UMKM melakukan ekspor.

“UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Gresik. Untuk itu, pemerintah daerah terus berupaya untuk fokus mengembangkan UMKM di Gresik. Kami melihat UMKM yang punya potensi produk unggulan. Di sisi lain, UMKM juga berkontribusi atas pengurangan pengangguran karena orientasinya kepada padat karya. Maka, kami sosialisasikan ke masyarakat bahwa UMKM harus bangkit, harus tancap gas sekarang,” ujar Gus Yani.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version