Menu
in ,

Indonesia Negara Menarik untuk Investasi Ekonomi Hijau

Pajak.com, Glasgow – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakinkan bahwa Indonesia merupakan negara yang menarik untuk investasi bidang transisi energi dan ekonomi hijau. Indonesia memiliki energi baru dan terbarukan (EBT) yang potensial dikembangkan dan mempunyai komitmen penuh ekonomi hijau untuk mengatasi perubahan iklim. Hal itu disampaikan Jokowi dalam pertemuan CEOs Forum yang dihadiri oleh sejumlah investor besar asal Inggris, di Glasgow, (1/11).

“Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan langkah konkret dalam hal pengendalian iklim. Laju deforestasi kita saat ini yang paling rendah selama 20 tahun, tingkat kebakaran hutan berkurang 82 persen. Indonesia juga akan melakukan restorasi sebesar 64 ribu hektare lahan mangrove. Ini sangat penting karena mangrove menyimpan karbon 3-4 kali lebih besar dibandingkan lahan gambut,” kata Jokowi.

Oleh karena itu, ia percaya bahwa Indonesia akan dapat memenuhi komitmen pada tahun 2030 di dalam Paris Agreement, yaitu pengurangan emisi sebesar 29 persen secara unconditional.

“Indonesia telah mengadopsi Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050, serta road map yang detail untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih awal. Pasar karbon dikelola dengan berkeadilan dan transparan. Kebijakan pengendalian perubahan iklim Indonesia juga mencakup transisi menuju green economy,” kata Jokowi.

Menilik peluang investasi, Indonesia menawarkan pengembangan early retirement dari pembangkit-pembangkit batu bara dan menggantikannya EBT. Pemerintah telah mengidentifikasi ada 5,5 GW pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang bisa masuk dalam proyek ini dengan kebutuhan pendanaan sebesar 25-30 miliar dollar AS selama delapan tahun kedepan.

“Indonesia akan mengalihkan pembangkit batu bara dengan renewable energy pada tahun 2040, dengan catatan jika terdapat kerja sama, teknologi, nilai keekonomian yang layak, dan pendanaan internasional yang membantu transisi energi tersebut,” kata Jokowi.

Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki potensi pengembangan kendaraan dan baterai listrik karena kekayaan mineral Indonesia, seperti nikel, tembaga, dan bauksit/aluminium.

“Saat ini sudah ada 35 miliar dollar AS investasi yang sudah terkomitmen dan juga sedang berjalan dalam mata rantai baterai dan kendaraan listrik. Indonesia juga sedang membangun Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13 ribu hektare yang akan menggunakan sumber energi ramah lingkungan seperti hydropower dan solar panel farm, sehingga produk yang dihasilkan akan ramah lingkungan,” jelas Jokowi.

Pertemuan dengan CEO ini diharapkan dapat mengakselerasi realisasi komitmen investasi perusahaan yang hadir dalam pertemuan yang mencapai 9,29 miliar dollar AS. Nilai investasi itu guna mendukung percepatan transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia.

“Sekali lagi, Indonesia selalu jalankan komitmennya. Indonesia tidak suka membuat retorika. Tapi kami terus bekerja untuk memenuhi komitmen. Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan apresiasi komitmen investasi bapak dan ibu sekalian ke Indonesia sebesar 9,29 miliar dollar AS. Indonesia siap menjadi mitra yang baik bagi investasi Anda,” kata Jokowi.

Mendengarkan penjelasan Jokowi, salah satu CEO sepakat menganggap Indonesia adalah tempat yang menarik untuk berinvestasi dan mendukung Presidensi Indonesia di G20.

“Indonesia telah menjadi destinasi yang sangat atraktif bagi (investasi asing) foreign direct investment. Kita percaya Indonesia akan terus menarik investasi dari seluruh dunia,” kata salah satu dari CEO.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, serta Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version