Menu
in ,

BEI Targetkan 10 Juta Investor Saham di Tahun 2022

Pajak.com, Jakarta – Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menargetkan sekitar 10 juta single investor identification (SID) di tahun 2022, optimisme itu dikarenakan pertumbuhan investor saham pada tahun 2021 berhasil tumbuh 103 persen dibandingkan 6 sampai 7 tahun lalu. BEI juga menargetkan 68 penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di tahun depan.

“Investor pasar modal bertumbuh luar biasa. Dibandingkan 6 sampai 7 tahun lalu, di mana investor saham tidak lebih dari 300 ribu investor. Dari sisi demand side, investor kita sampai hari ini tumbuh 103 persen, tentunya kita upayakan. Dari sisi absolut, insyaallah kita (investor saham) bisa meningkat dari tahun yang sekarang, 10 juta lebih, mudah-mudahan bisa tercapai,” kata Inarno, dalam Peresmian Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2021, yang disiarkan secara virtual, pada (30/12).

BEI mencatat, total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 29 Desember 2021 telah meningkat 92,7 persen menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020.

Secara spesifik, pertumbuhan investor pada tahun 2021 ditopang oleh generasi milenial (kelahiran 1981–1996) dan gen-z (kelahiran 1997–2012) atau rentang usia kurang lebih 40 tahun sebesar 88 persen dari total investor ritel baru.

“Lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel turut berdampak terhadap dominasi investor ritel terhadap aktivitas perdagangan harian di BEI yang mencapai 56,2 persen dari tahun sebelumnya sebesar 48,4 persen,” kata Inarno.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, pertumbuhan investor ke depannya masih prospektif karena Indonesia memiliki bonus demografi usia produktif. Ia yakin, hal itu dapat terakselerasi jika semua pihak gotong rotong memperkuat edukasi mengenai pasar modal dan inklusi keuangan secara komprehensif.

“Secara umum, di era digital ini kami melihat generasi produktif sudah banyak yang masuk ke industri pasar modal. Tantangan berikutnya adalah bagaimana efisiensi industri ini membuat transaksi juga bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah investor,” kata Uriep.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia menambahkan, selain target investor saham di tahun 2022 BEI juga menargetkan 68 pencatatan efek baru dari seluruh instrumen, baik pencatan saham, obligasi, efek beragun aset (EBA), dana investasi infrastruktur (DINFRA), hingga exchange traded fund (ETF). Target itu meningkat dari 66 IPO di tahun 2021. Hingga tahun 2021, tercatat sebanyak 766 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di BEI.

“Untuk total semua instrumen di 2022 (ditargetkan) ada 68 instrumen baru. Ini menunjukkan optimisme kita. Jika sebelumnya pada tahun 2020 terdapat 54 perusahaan tercatat di BEI yang berhasil meraih dana Rp 5,6 triliun, maka di tahun 2021, nilainya menjadi Rp 62,61 triliun yang terdiri dari 54 perusahaan atau naik 1.000 persen. Ini merupakan nilai penggalangan dana tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,” kata Nyoman.

Bahkan, ia mengatakan, Indonesia masih menjadi bursa dengan jumlah IPO terbanyak di Kawasan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) selama 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2019. Di sisi lain, BEI juga memastikan akan mengakomodasi seluruh sektor untuk melantai di pasar modal tanah air.

“BEI tidak hanya berpihak kepada sektor-sektor tertentu. Semua sektor mudah-mudahanan akan bergerak, tapi preferensi sektor teknologi menggeliat,” tambah Nyoman.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version