Menu
in ,

Tiga BUMN Sinergi Kembangkan Biomassa Batu Bara

Pajak.com, Jakarta – Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersinergi dalam mewujudkan penyediaan biomassa dan pengembangan industri biomassa untuk co-firing batu bara di 52 lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Ketiga perusahaan pelat merah itu adalah PLN, PTPN Group dan Perhutani.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyampaikan, co-firing PLTU punya kontribusi besar dalam peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT) serta jadi bagian dari ekosistem listrik kerakyatan.

“Sinergi tiga BUMN ini sangat penting dalam menjamin pasokan biomassa untuk program co-firing PLTU, serta memberi nilai tambah bagi bisnis Perhutani dan PTPN,” kata Pahala dalam keterangan resminya dikutip Sabtu (17/7/21).

Pahala juga menekankan kerja sama tiga BUMN ini akan menjadi jalan tengah untuk mencapai supply chain atau rantai logistik yang efisien sehingga meningkatkan nilai keekonomian bagi ketiga BUMN.

“Kementerian BUMN telah menargetkan program co-firing dalam Strategic Mapping BUMN untuk klaster energi untuk membangun ketahanan energi. Untuk itu, saya berharap kerja sama ini dapat segera ditindaklanjuti,” kata Pahala.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, co-firing PLTU adalah upaya untuk memenuhi target nasional bauran EBT 23 persen pada 2025. Apalagi selama ini PLN menargetkan 52 lokasi co-firing PLTU tersebar di seluruh Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan pasokan biomassa sebesar 9 juta ton per tahun pada 2025 dan ke depan diharapkan dapat dipenuhi oleh Perhutani dan PTPN dari fasilitas yang posisinya terjangkau 52 lokasi tersebut.

Dalam pokok-pokok Head of Agreement (HoA) ketiga BUMN itu antara lain disebutkan, ke depan Perhutani akan menyediakan wood chip dalam bentuk serbuk (sawdust), sementara PTPN memasok limbah perkebunan/tandan kosong segar. Dengan begitu, PLN sebagai pembeli, sementara Perhutani dan PTPN sebagai pemasok.

“Kerja sama ini adalah hal yang baru bagi ketiga perusahaan, karenanya kami mengapresiasi kolaborasi dari Perhutani dan PTPN Group, serta berharap dukungan dari Kementerian BUMN dan pihak pemerintah untuk kesuksesan program co-firing ini terutama dari sisi kebijakan dan regulasi terkait penyediaan biomassa,” lanjut Zulkifli.

Menanggapi itu, Direktur Utama PTPN Group, Mohammad Abdul Ghani mengatakan, program co-firing PLTU batu bara dengan biomassa merupakan salah satu program green booster untuk mendukung target bauran EBT Nasional. PTPN Group memiliki potensi biomassa berbasis komoditi perkebunan yang cukup besar, antara lain biomassa dari komoditi kelapa sawit, karet dan tebu yang dimiliki oleh PTPN I hingga PTPN XIV.

“PTPN Group memperkirakan dapat menyuplai 500 ribu ton tandan kosong (tankos) segar kepada PLN dan angka tersebut dapat berkembang hingga 750 ribu ton tankos segar per tahun pada 2024 sesuai dengan RJPP PTPN Group. Dan diharapkan program ini akan menghasilkan penurunan emisi GRK dan berdampak pada kualitas udara di sekitar menjadi lebih baik,” ujar Ghani.

Menurutnya, co-firing biomassa dengan batu bara menawarkan aspek positif bagi lingkungan. Co-firing biomassa akan mengurangi emisi karbon dioksida, di samping itu biomassa juga mengandung sulfur yang jauh lebih sedikit daripada kebanyakan batu bara. Hal ini program co-firing juga akan mengurangi emisi sulfur dioksida yang cukup signifikan.

Ia menambahkan perjanjian HoA ini sebagai salah satu bentuk Good Corporate Governance (GCG) yang dijalankan oleh BUMN dalam menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi masyarakat luas. Melalui kerja sama dapat menjadi pionir dan pemantik dalam pengembangan biomassa untuk suplai PLTU batu bara di dalam negeri.

Dari sisi Perhutani, Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan, saat ini Perhutani memiliki sumber daya kawasan hutan seluas 2,4 juta Ha di pulau Jawa dan Madura dan 1,3 juta Ha di luar Pulau Jawa yang dikelola oleh anak perusahaan dan dapat dikembangkan menjadi hutan tanaman energi. Adapun yang telah dikembangkan hutan tanaman energi seluas ±27 ribu Ha dari rencana seluas sekitar 70 ribu Ha. Ke depan, Perhutani akan menyiapkan industri biomassa berbasis tanaman hutan untuk menghasilkan produk wood pellet dan atau wood chip,

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version