Menu
in ,

PLN: Konsumsi Listrik Naik, Indikasi Pemulihan Ekonomi

PLN: Konsumsi Listrik Naik, Indikasi Pemulihan Ekonomi

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Di tengah pandemi, PT PLN (Persero) berupaya keras untuk turut andil dalam memulihkan perekonomian, melalui pemanfaatan listrik yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan efisiensi biaya. Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menilai pemulihan ekonomi sudah terasa, melihat konsumsi listrik yang kian membaik. Hal ini juga tecermin dari beban puncak pada Kamis, 14 Oktober 2021, yang merupakan tertinggi sejak 2019.

“Ini menandakan bahwa perekonomian sudah kembali pulih. Aktivitas industri dan perekonomian sudah kembali pulih. Diharapkan, kondisi ini terus membaik dan akan mencapai pertumbuhan ekonomi nasional yang positif,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (17/10).

Ia memaparkan, adapun beban puncak malam tertinggi sepanjang 2021 berada pada Kamis 14 Oktober pada pukul 19.00 WIB kemarin yang mencapai 28.093 MW. Angka ini lebih baik dibandingkan sepanjang 2019 yang sebesar 27.973 MW. Di sisi lain, beban puncak siang hari sepanjang 2021 tertinggi pada Rabu 13 Oktober 2021 yaitu mencapai 27.740 MW.

Melihat hal tersebut, Zulkifli memastikan bahwa pasokan listrik andal untuk menyambut pemulihan ekonomi akan terlaksana dengan baik dan pihaknya akan terus melakukan pengecekan seluruh operasional pembangkit, transmisi dan distribusi khususnya di wilayah Jawa Madura dan Bali.

Ia melanjutkan, pemulihan ekonomi ini juga terasa dari catatan konsumsi listrik yang tumbuh. Hingga September, konsumsi listrik tumbuh 4,42 persen jika dibandingkan tahun lalu.

“Kondisi ini menunjukan strategi PLN dalam meningkatkan konsumsi listrik di masyarakat berjalan dengan baik,” imbuhnya.

Pada kesempatan lain, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menjelaskan hingga kuartal III 2021 konsumsi listrik tercatat sebesar 187,78 TWh atau naik 4,42 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Indikasi pemulihan perekonomian di tengah pandemi terlihat dengan pertumbuhan konsumsi listrik di sektor industri yang mencapai 10,63 persen atau sebesar 58.04 TWh dan memiliki pangsa sebesar 30.91 persen dari total konsumsi listrik. Hal ini menjadikan sektor industri sebagai urutan kedua tertinggi setelah sektor rumah tangga yang memiliki pangsa sebesar 46 persen dengan konsumsi listrik sebesar 85.43 TWh.

“Perekonomian sudah mulai bangkit, dengan adanya vaksin dari pemerintah tren pandemi mulai menurun dan kami berharap segera terciptanya herd immunity di masyarakat sehingga perekonomian dapat kembali normal,” ujarnya.

Berdasarkan data PLN, pertumbuhan konsumsi listrik sektor industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri tekstil sebesar 15 persen, diikuti besi dan baja sebesar 10 persen, semen dan kimia sebesar 8 persen, makanan dan minuman serta plastik sebesar 7 persen, otomotif sebesar 6 persen, kertas sebesar 5 persen, pengolahan sebesar 4 persen, perkebunan, perkayuan dan pertambangan sebesar 3 persen, dan logam dan sepatu sebesar 2 persen.

“Untuk sektor bisnis hingga triwulan III ini memang belum terlalu tumbuh signifikan yaitu sebesar 1,57 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Pada sektor bisnis yang mengalami pertumbuhan adalah kondominium dan hotel bintang tiga, kami berharap ke depan konsumsi listrik dari pedagang eceran dan kantor usaha yang mengalami pertumbuhan negatif dapat segera pulih dengan mulai menurunnya kasus paparan Covid-19,” jelasnya.

Untuk meningkatkan penjualan listrik, PLN akan berfokus pada strategi creating demand yang ditempuh melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi. Strategi intensifikasi dilakukan PLN melalui berbagai bundling dan promo untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan. Strategi intensifikasi juga dilakukan melalui penerapan gaya hidup dengan menggunakan peralatan berbasis listrik dalam kehidupan sehari-hari atau electrifying lifestyle, seperti mendorong ekosistem dan penggunaan satu juta kompor induksi serta kendaraan listrik berbasis baterai.

Sedangkan, strategi ekstensifikasi ditempuh PLN melalui program win back yaitu mengakuisisi captive power atau mengganti kelistrikan perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan pembangkit sendiri dengan suplai listrik dari PLN agar perusahaan dapat berfokus pada bisnis intinya. Cara lainnya adalah dengan melihat ceruk pasar yang masih potensial dengan program electrifying agriculture dan electrifying marine untuk sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan serta kelautan.

“Kedua strategi pemanfaatan listrik tersebut tentu saja akan memberikan manfaat bagi pelanggan dan pelaku usaha yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya operasional,” pungkasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version