Menu
in ,

Pertamina Salurkan Biosolar B30 di 5.518 SPBU

Pajak.com, Jakarta – PT Pertamina (Persero) mampu memenuhi permintaan bahan bakar biosolar B30 di 5.518 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) seluruh Indonesia. B30 adalah program pemerintah untuk mencampur 30 persen biodiesel (bahan bakar dari lemak hewani atau nabati) dengan 70 persen bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Hal itu menjadi salah satu upaya pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Patra Niaga (Subholding Commercial and Trading Pertamina) Mars Ega Legowo Putra mengatakan, Pertamina terus meningkatkan keandalan ketersediaan B30 dengan melakukan konfigurasi pola suplai biodiesel.

“Selain itu, Pertamina memanfaatkan seluruh TBBM (terminal BBM) di 114 lokasi untuk mencampur sekaligus menyalurkan biosolar B30 di seluruh wilayah Indonesia,” jelas Mars Ega melalui keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, (10/6).

Ia menyebutkan, Pertamina telah merealisasikan penyerapan biodesel pada tahun 2020 sebesar 89 persen atau 7,14 juta kiloliter (KL) dari alokasi 8,02 juta KL. Pada tahun 2021, sesuai Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2020, Pertamina mendapatkan alokasi untuk menyerap biodiesel/FAME (fatty acid methyl ester/metil ester asam lemak) sebesar 7,81 juta KL. Hingga Mei 2021 serapan FAME telah mencapai 2,96 juta KL.

“Sejalan dengan kebijakan mandatory implementasi biodiesel di seluruh sektor, Pertamina telah menyalurkan biosolar subsidi sebesar 13,3 juta KL di tahun 2020. Sedangkan tahun 2021 dari Januari hingga Mei, Pertamina telah menyalurkan 5,3 juta KL,” tambah Mars Ega.

Pjs Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Fajriyah Usman menambahkan, Pertamina akan memperkuat fasilitas produksi melalui pengembangan biorefinery dan infrastruktur sektor hilir. Hal itu dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

“Untuk menjangkau wilayah yang lebih luas, saat ini Pertamina sedang menuntaskan pembangunan infrastruktur BBM dengan fokus pembangunan terminal BBM di Kawasan Timur Indonesia,” kata Fajriyah

Ia juga mengungkapkan, Pertamina melalui subholding refinery and petrochemical telah memiliki roadmap untuk pengembangan green fuel berupa HVO (hydrotreated vegetable oil) atau D100 modifikasi. Upaya ini demi meningkatkan produksi biodiesel di tanah air. Kemudian, ada pula pengembangan unit grass root untuk produksi green diesel D100 yang berlokasi di Kilang Dumai, Cilacap, dan Plaju.

“Sebagai salah satu upaya Pertamina untuk kedaulatan energi nasional, pengembangan-pengembangan BBM terus dijalankan diantaranya dengan terus mengembangkan produksi green gasoline dan green diesel di Cilacap. Pertamina akan terus mendayagunakan segala sumber daya alam domestik untuk mendukung kemandirian dan kedaulatan energi nasional,” kata Fajriyah.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version