Menu
in ,

Pertamina Dukung Net Zero Emission Tahun 2060

Pertamina Dukung Net Zero Emission Tahun 2060

FOTO : IST

Pajak.com, Glasgow – PT Pertamina (Persero) menegaskan komitmennya untuk berkontribusi dan mendukung langkah pemerintah untuk mewujudkan emisi nol bersih atau net zero emission, dengan menargetkan pengurangan karbon dioksida (CO2) hingga 81,4 juta ton pada tahun 2060.

Target Pertamina mewujudkan emisi nol bersih atau net zero emission tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Forum G20 beberapa waktu lalu di Roma bahwa perubahan iklim hanya dapat dilakukan dengan bekerja sama dalam aksi nyata dan tidak saling menyalahkan. Menindaklanjuti pernyataan tersebut, Pertamina bergerak maju dalam penanganan perubahan iklim.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Glasgow, Skotlandia (2/11) menjelaskan dalam rangka mengatasi perubahan iklim mewujudkan emisi nol bersih atau net zero emission, di bidang energi Presiden Jokowi telah menyatakan bahwa transisi energi ke energi baru terbarukan (EBT) akan terus berlanjut, namun harus sejalan dengan prinsip ketahanan energi, aksesibilitas, dan keterjangkauan.

“Dari perspektif itu, Pertamina akan terus berusaha mengupayakan adanya keseimbangan antara agenda perubahan iklim dan ketahanan energi di Indonesia dan juga untuk keberlanjutan perusahaan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, sejalan dengan kebijakan Pemerintah yang menargetkan pada tahun 2030 penurunan emisi sebesar 29 persen dengan kemitraan global di sektor energi, pemerintah berambisi mengurangi emisi sebanyak 314 juta ton setara CO2 (tCO2e) pada tahun 2030, dimana 183 juta ton atau lebih dari 50 persen di antaranya merupakan target sektor EBT. Target spektakuler tersebut dituangkan dalam peta jalan (roadmap) transisi energi Indonesia yang disebut National Energy Grand Strategy. Dalam roadmap menyebutkan bahwa dengan kondisi bauran energi saat ini yang masih berada pada level sekitar 9 persen, maka pada tahun 2050 akan meningkat menjadi 31 persen.

“Untuk dapat memberikan hasil yang signifikan dalam memitigasi perubahan iklim, maka dengan pola bisnis seperti saat ini, sektor migas secara global harus mengurangi emisi setidaknya 3,5 gigaton setara karbon dioksida (GtCO2e) per tahun pada tahun 2050,” tambahnya.

Perlu diketahui, Pertamina memiliki beberapa program Environmental, Social, & Governance (ESG) yang sebagian besar arahnya adalah dekarbonisasi. Pada tahun 2020 lalu, Pertamina telah memberikan kontribusi dalam penurunan emisi sebesar 27,08 persen dibandingkan dengan target nasional sebesar 26 persen.

Pencapaian penurunan emisi tersebut antara lain diperoleh dari pemanfaatan gas suar di sektor hulu dan pengolahan, baik untuk bahan bakar penggunaan sendiri dan untuk pasokan gas ke pelanggan serta pemanfaatan kembali limbah panas di hulu dan kilang serta inisiatif efisiensi energi dalam kegiatan panas bumi dan lainnya. Selain itu, gasifikasi bahan bakar di hulu juga berkontribusi serta kegiatan lainnya seperti komersialisasi pelepasan CO2 ke pelanggan di hulu, optimasi proses lainnya di kegiatan panas bumi.

Melalui 8 (delapan) program inisiatif yang telah berjalan, saat ini Pertamina telah memiliki kapasitas panas bumi terbesar di Indonesia dan sedang dalam proses untuk menjadi perusahaan panas bumi nasional dan perusahaan panas bumi terbesar kedua di dunia yang akan berkembang dalam lima tahun ke depan. Lalu, Pertamina juga mengembangkan green hidrogen di area geothermal dengan pilot project di wilayah kerja Ulubelu untuk menjadi sumber bioenergi di kilang Plaju. Pertamina juga berpartisipasi dalam ekosistem baterai EV bersama PLN dan MIND ID dengan memanfaatkan bahan baku Nikel yang melimpah dan bergerak dari hulu hingga hilir.

Nicke menjelaskan, yang juga sangat penting adalah Pertamina baru saja menandatangani perjanjian dengan perusahaan energi global untuk mengembangkan carbon capture, utilization and storage (CCUS). Hal tersebut dilakukan mengingat Indonesia memiliki cadangan CO2 yang sangat besar dan kelak akan menjadi pusat baru dan global value chain dalam pemanfaatan, penangkapan dan penyimpanan karbon. Inisiatif ini akan dimulai dari Sumatra Selatan dan Sumatra Utara dengan kemitraan global.

“Pertamina juga memiliki inisiatif yang sangat rinci terkait dengan program SDGs. Ini merupakan target yang sangat ambisius. Dengan dari seluruh inisiatif, program dan target kami berharap Pertamina sebagai perusahaan energi di Indonesia dapat berkontribusi lebih banyak dalam perubahan iklim yang dapat mengurangi emisi karbon di dunia,” pungkasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version