Menu
in ,

Kementan Ekspor Komoditas Pertanian Lewat Pos Rp 33 M

Kementan Ekspor Komoditas Pertanian Lewat Pos Rp 33 M

FOTO: Dok. Kementan

Pajak.com, Bandung – Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan Kementerian Pertanian (Kementan) Junaidi melepas ekspor komoditas pertanian asal Provinsi Jawa Barat senilai Rp 33,8 miliar melalui jasa pengiriman pos.

Menurutnya, Kementan melalui Badan Karantina Pertanian mencatat sebanyak 473 ragam komoditas pertanian telah dikirim ke-180 negara sepanjang tahun 2021. Komoditas tersebut terdiri dari 454 jenis komoditas tumbuhan yang meliputi kopi, buah merah, rempah-rempah, temulawak, kunyit, beras, cengkeh, tanaman hias dan lainnya. Selanjutnya terdapat 23 jenis komoditas hewan diantaranya daging sapi, sarang burung walet, bulu, kulit kambing, dan lainnya.

“Di masa pandemi, ekspor pertanian kita tetap berjalan dan bertumbuh, hal ini didorong oleh program pertanian baik on-farm maupun off-farm, serta kemudahan ekspor, salah satunya melalui jasa pengiriman pos,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, dikutip Pajak.com pada Sabtu (05/02).

Lebih lanjut Junaidi menyampaikan bahwa kini masyarakat awam dan pelaku bisnis dengan sangat mudah untuk memindahkan hewan, tumbuhan dan produknya dari satu area ke area lain melalui jasa layanan penyelenggara pos salah satunya adalah PT Pos Indonesia (Persero).

Ia pun menjelaskan bahwa dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan perkarantinaan pertanian khususnya di kantor pos, pihaknya telah menandatangani perjanjian kerja sama antara Badan Karantina Pertanian, Kementan dan PT Pos Indonesia.

“Saya berharap, momen pelepasan ekspor ini tidak hanya menambah semangat berkarya dan berproduksi bagi para petani, pekebun dan peternak di Provinsi Jawa Barat, namun juga bagi seluruh masyarakat agrobisnis di tanah air, potensi produk pertanian kita besar dan peluang pasar ekspor pertanian masih sangat terbuka,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia Nezar Patria menyambut baik pelepasan ekspor komoditas pertanian tersebut. Ia pun menyebutkan bahwa untuk mendukung kegiatan ekspor pertanian nasional, pihaknya memiliki inovasi layanan yang diberi nama Pos Aja.

“Di era digital kami pun beradaptasi, agar lebih mudah dan makin banyak ekspor pertanian kita,” ujarnya.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian tahun 2019 hingga 2021 menunjukkan tren positif. Dimana di tahun 2020, nilai ekspor pertanian tercatat Rp 451,7 triliun atau meningkat sebesar 15,79 persen jika dibandingkan dengan pencapaian nilai ekspor tahun 2019 sebesar Rp 390,16 triliun. Sedangkan di tahun 2021, ekspor pertanian tercatat mencapai Rp 625,01 triliun atau meningkat 38,6 persen persen dari nilai ekspor tahun 2020.

Selain itu, berdasarkan data IQFAST, ekspor pertanian melalui jasa pengiriman pos sepanjang 2021 tercatat bahwa subsektor hortikultura berada pada posisi tertinggi yaitu mencapai volume 164,2 ton dengan frekuensi sebanyak 5.076 kali, disusul komoditas asal subsektor perkebunan dengan volume 103,8 ton dengan frekuensi pengiriman 653 kali. Selanjutnya, komoditas asal subsektor peternakan dengan volume 39,2 ton dengan frekuensi 132 kali, lalu komoditas asal subsektor tanaman pangan sebanyak 21,7 ton dengan frekuensi 13 kali, dan posisi terakhir adalah komoditas asal subsektor non-perkebunan dengan frekuensi 11 kali serta total volume 3,4 ton.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version