Menu
in ,

KEK Tanjung Lesung akan Tarik Investasi Rp 92,4 triliun

Pajak.com, Banten – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendukung pengembangan infrastruktur di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Banten, karena akan mendongkrak kinerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif secara keseluruhan.

Sandi mengemukakan, Tanjung Lesung merupakan merupakan kawasan ekonomi khusus (KEK) Pariwisata pertama dari 10 KEK di Indonesia yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mulai beroperasi sejak Februari 2015. Kala itu, Jokowi menargetkan percepatan aksesibilitas dari Jakarta ke Tanjung Lesung dengan membangun jalan tol baru Serang-Panimbang sepanjang 84 km.

Pengembangan jalan tol Serang-Panimbang ini dilakukan oleh PT Banten West Java. Seksi I direncanakan beroperasi pada pertengahan 2021 dengan jalan tol sepanjang 26 km, dan diproyeksikan pada 2022 jalan tol tersebut sudah dibuka hingga Panimbang. Jadi, dari Jakarta ke Tanjung Lesung diperkirakan hanya ditempuh selama 2 jam perjalanan.

“Hal ini sesuai dengan konsep tren baru wisata yaitu localize, karena wisatawan akan lebih memilih destinasi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Dan, Banten merupakan salah satu tujuan wisata yang dekat dengan wilayah Jabodetabek,” ujar Sandi saat kunjungan kerja ke Banten, Selasa (6/4).

Sandi mengatakan, selain jalan tol Serang-Panimbang, dibutuhkan juga jalan penunjang lainnya menuju kawasan wisata seperti Anyer, Baduy, dan Desa Cikeusik agar bisa saling terintegrasi.

“Jadi, tidak hanya point to point, tapi juga harus melakukan pendekatan yang lebih holistik, karena infrastruktur harus berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat,” ucapnya.

KEK Tanjung Lesung memiliki luas area 1.500 hektare dengan potensi pariwisata yang beragam antara lain keindahan alam pantai, keragaman flora dan fauna, serta kekayaan budaya yang eksotis. Diproyeksikan, KEK Tanjung Lesung mampu menarik investasi sebesar Rp 92,4 triliun dan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 85.000 orang hingga tahun 2025.

Sandi memaparkan, KEK Tanjung Lesung merupakan KEK Pariwisata pertama yang menggabungkan seluruh elemen. Pertama, semangat optimisme bahwa pariwisata dan ekonomi kreatif akan bangkit, dengan menghadirkan berbagai event menarik. Kedua, membuka peluang melalui inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan mendorong UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital.

Ketiga, desa wisata ikut terlibat dalam pengembangan kawasan ini. Keempat, KEK Tanjung Lesung merupakan bagian dari wisata minat khusus seperti sport tourism dan eco-tourism.

Sandi bilang, pengembangan dan penguatan kapasitas SDM di bidang kepariwisataan dan ekonomi kreatif juga menjadi target prioritas dalam upaya pemulihan ekonomi nasional. Program scaling up SDM meliputi pemberian training, workshop, hingga program padat karya bagi masyarakat setempat di kawasan Tanjung Lesung.

“Saya harap kita semua, baik pemerintah, pihak swasta, serta komunitas dapat bersinergi untuk membantu mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan bersama-sama mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, khususnya di KEK Tanjung Lesung,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Direktur Utama PT. Banten West Java Poernomo Siswoprasetijo berharap, kawasan Tanjung Lesung mampu menjadi lokomotif pariwisata di Provinsi Banten. Supaya, atraksi wisata di dekatnya seperti Gunung Krakatau, Ujung Kulon, Banten Lama, dan Baduy juga memperoleh manfaatnya.

“Sudah ada beberapa investor yang berkomitmen untuk pengembangan KEK Tanjung Lesung, seperti Faunaland dari Group Mercure, Golf, dan juga ada beberapa support dari pemerintah untuk pelaku UMKM, yang kita harapkan juga bisa menjadi bagian dari pengembangan pariwisata di kawasan Tanjung Lesung,” kata Poernomo.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version