Menu
in ,

KADIN Sebut Tiga Tantangan Pertumbuhan Ekonomi

KADIN Sebutkan Tiga Tantangan Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid menyoroti tiga tantangan yang dihadapi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yakni dari sisi ketangguhan, produktivitas, dan pembenahan ekosistem.

Arsjad menjelaskan, meskipun ekonomi sudah mulai menunjukkan pemulihan dari dampak pandemi, Indonesia masih perlu membenahi tiga tantangan pertumbuhan ekonomi yang ada. Mulai dari sisi ketangguhan sistem kesehatan, KADIN Indonesia mencatat, biaya pengeluaran untuk perawatan kesehatan sebesar 2,9 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini merupakan yang terendah di antara negara-negara ASEAN.

“Persentase itu harus ditingkatkan agar Indonesia bisa lebih tangguh dari sisi kesehatan masyarakat yang berdampak pada sumber daya manusia berkualitas. Mengenai industri kesehatan, kita harus melakukan restrukturisasi industri kesehatan dan bersama-sama membangun industri kesehatan. Dan ini suatu opportunity bersama para pengusaha,” kata Arsjad dalam webinar Forum Dialog HUT 83 Sinarmas, pada (6/10).

Selain itu, KADIN menilai, Indonesia masih perlu meningkatkan potensi energi baru terbarukan (EBT) yang akan menjadi sumber daya di masa depan. Saat ini Indonesia hanya bisa menangkap sekitar 2 persen potensi panas bumi, matahari, angin, dan air untuk dijadikan sebagai sumber energi.

Dari sisi produktivitas, Arsjad juga menyoroti implementasi revolusi industri 4.0 baru diterapkan oleh 21 persen industri skala besar. Padahal di era seperti sekarang ini menuntut industri yang berbasis teknologi. Oleh karena itu, Arsjad menilai, Indonesia perlu menambah pekerja di bidang teknologi informasi dan teknologi (TIK). Kalau itu tidak dilakukan, KADIN memprediksi Indonesia berpotensi kekurangan pekerja terampil dan semi terampil di bidang TIK sebanyak 9 juta orang pada tahun 2030.

Salah satu yang harus dilakukan, misalnya, terobosan digital tourism sebagai salah satu strategi dalam mempromosikan berbagai destinasi dan potensi pariwisata domestik melalui berbagai platform. Artinya, digital tourism tidak hanya sekadar mengenalkan, namun juga menyebar keindahan pariwisata secara luas untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia.

“Tren ini merupakan inovasi dan lompatan besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia saat pandemi. KADIN Indonesia dengan sangat senang hati membantu pemerintah. Saat ini, semua dilakukan melalui internet, mulai merencanakan perjalanan, pre-on-post journey, hampir seluruhnya dilakukan secara digital. Bangun juga spot-spot wisata Instagramable menjadi salah satu strategi mempromosikan tempat wisata secara gratis agar dapat meningkatkan wisatawan,” ungkap Arsjad.

Ia juga menyinggung ekosistem dalam berusaha di Indonesia yang masih butuh banyak perbaikan khususnya di bidang infrastruktur logistik dan biaya ekspor.

“Kita masih peringkat 136 dari 188 dalam biaya ekspor dan 46 dari 160 negara dari sisi infrastruktur logistik,” katanya.

Menurut Arsjad, tiga tantangan itu harus segera dibenahi agar bisa menuju Indonesia Emas pada 2045 yang berdaulat, maju, adil dan makmur.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version