Menu
in ,

Ajak Anak Bijak Kelola THR Berdasarkan Umur

Ajak Anak Bijak Kelola THR

FOTO: IST

Ajak Anak Bijak Kelola THR Berdasarkan Umur

Pajak.comJakarta – Lebaran identik dengan acara silaturahmi sebagai momentum kebersamaan dengan keluarga ataupun orang terdekat. Tradisi ini juga kerap diselipi dengan pembagian angpau atau tunjangan hari raya (THR) kepada anak dari saudara-saudara yang telah bekerja.

Jumlah THR yang terkumpul bisa saja sangat banyak dan si buah hati terkadang belum mampu untuk mengelola uangnya dengan baik. Untuk itu, alangkah baiknya Anda ajak anak dalam bijak kelola THR, agar tak habis begitu saja.

Menurut perencana keuangan Annisa Steviani, Anda dapat memberikan pemahaman tentang pengelolaan uang saat hari raya ini berdasarkan klasifikasi umur anak.

1. Umur 3 tahun 

Umur anak yang telah beranjak 3 tahun atau di bawahnya mungkin belum cukup mengerti konsep uang. Untuk itu, Annisa berpendapat kalau THR yang didapat anak bisa dipegang oleh orangtua untuk kemudian ditabung atau dibelikan kebutuhan-kebutuhan anak.

Namun, jika memiliki anak lebih dari satu dengan usia yang tak terpaut jauh, Annisa lebih merekomendasikan uang THR dimasukkan ke tabungan anak. Anda juga bisa sekaligus pelan-pelan mengajarkan anak untuk bisa menyisihkan uang dan kelak bisa “ditukarkan” untuk mainan yang diidamkan.

 2. Umur 5 tahun 

Saat berumur 4–5 tahun, anak-anak terbilang telah dapat memahami nilai dari suatu angka. Misalkan, angka 5 lebih besar daripada 4. Nah, Anda dapat mengedukasi nilai yang tertera pada jumlah uang THR, dengan mengilustrasikan penukaran uang yang didapat tersebut dengan mainan atau barang idaman.

Misalnya, uang Rp 50 ribu dapat membeli dua jenis mainan atau satu jenis mainan dengan kualitas yang lebih bagus. Lalu, uang Rp 200 ribu bisa mendapatkan tiga jenis mainan dan makanan yang disukai, dan seterusnya. Selain mengajarkan cara menghitung dan mengenali nilai uang, Anda juga dapat memberitahu anak apabila menginginkan mainan atau barang yang nilainya lebih besar daripada THR yang dimiliki, maka tidak akan cukup.

Mintalah anak untuk lebih bersabar dan menabung uang THR tersebut terlebih dahulu untuk bisa mendapatkan barang yang diinginkan. Dengan begitu, anak akan terbiasa kalau menginginkan sesuatu harus dapat bersabar dan menyisihkan uang sedikit demi sedikit.

3. Umur 7 tahun

Anak berusia 7 atau 8 tahun membutuhkan upaya ekstra untuk diberikan pemahaman tentang mengelola THR. Pasalnya, pada umur ini, anak cenderung bersikeras atau melontarkan argumen saat menginginkan sesuatu—apalagi jika ia sadar THR yang diberikan kepadanya adalah miliknya.

Kuncinya adalah konsistensi. Orangtua tak boleh lelah mengajarkan anak tentang uang dengan bahasa yang mudah dicerna. Berikan literasi pengelolaan uang yang mudah dipahami bagi anak seusianya, misalnya dengan banyak memberikan gambaran atau ilustrasi. Atau, bisa juga mengajarkannya dengan bercerita.

Di sisi lain, bagi anak yang telah terbiasa menggunakan gawai akan mudah tergoda untuk berbelanja di e-commerce. Mulai dari mainan, makanan, atau skin game favoritnya.

Lagi-lagi, Anda perlu rajin-rajin mengingatkan seberapa besar uang THR yang dapat disimpan dan dibelanjakan dengan cermat. Annisa menyebut, tidak sedikit kasus anak yang melakukan check out barang di toko daring.

Di usia ini, anak terbilang sudah menentukan mau belanja apa di e-commerce, getol menghitung jumlah THR miliknya, hingga memperhitungkan ongkos kirimnya. Anda juga dapat mengajarinya bagaimana menahan diri untuk tidak membeli, apabila jumlah uang THR yang dimiliki lebih sedikit dari nilai harga barang yang dilihatnya di lapak daring.

Mengajarinya berbelanja lewat gawai tak serta-merta menjadikan anak konsumtif, justru ia akan lebih memahami proses secara keseluruhan. Proses tersebut dimulai meliputi bagaimana barang bisa dipilih yang sesuai dengan dana yang dipunya, bersabar menunggu barang tersebut dikirim, hingga akhirnya mengajarkan rasa syukur karena dapat menikmati mainan dari uang miliknya.

Poin lainnya, Anda juga bisa mengajarkan anak untuk tidak berutang saat berbelanja. Bagaimana caranya, saat anak kekurangan uang tidak selalu meminta pada orangtua atau bahkan mengutang. Di sisi lain, rasa syukur juga dapat diajarkan kepada anak melalui bersedekah atau berbagi pada orang yang kurang mampu.

Untuk memulainya, ajaklah si buah hati berjalan-jalan dan melihat lingkungan sekitar rumah Anda. Jika melihat anak sebayanya sedang mengamen atau menjajakan barang dagangan, ceritakanlah bagaimana beruntungnya ia dapat menikmati semua fasilitas dan keluarga yang dimiliki. Cerita Anda bisa memunculkan rasa kepekaan dan sensitivitas kepada anak, dan akhirnya ia akan mulai tergerak untuk bersedekah secara sukarela.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version