Menu
in ,

Mengenal dan Cara Menghindari Generasi “Sandwich”

Pajak.com, Jakarta – Seperti yang sudah kita ketahui, ada beragam penamaan generasi. Mulai dari baby boomer, generasi Y, generasi Z, generasi milenium, generasi Alpha, dan lainnya. Berapa tahun belakangan, kita juga kerap mendengar istilah sandwich generation atau generasi sandwich. Menariknya, generasi tersebut dapat berdampak negatif untuk orang yang menanggungnya. Apa sebenarnya dan bagaimana cara menghindari generasi sandwich? Simak ulasan berikut.

Generasi sandwich adalah generasi yang terhimpit di antara dua tanggung jawab keuangan sekaligus. Seperti isian sandwich yang terjepit di antara dua roti, biasanya mereka yang berada di posisi ini terhimpit kebutuhan finansial orang tua dan anak, sebab itu orang-orang yang berada di posisi ini disebut dengan generasi sandwich.

Seorang Aging and Elder Care Expert (seniorliving.org) bernama Carol Abaya mengkategorikan generasi sandwich menjadi tiga ciri berdasarkan perannya. Pertama, The Club Sandwich Generation, yaitu orang dewasa berusia 30 hingga 60 tahun yang dihimpit oleh beban orang tua, anak, cucu, dan atau nenek kakek.

Kedua, The Traditional Sandwich Generation, yaitu orang dewasa berusia 40 hingga 50 tahun yang dihimpit oleh beban orang tua berusia lanjut dan anak-anak yang masih membutuhkan finansial.

Ketiga, The Open Faced Sandwich Generation, yaitu siapapun yang terlibat dalam pengasuhan orang lanjut usia, namun bukan merupakan pekerjaan profesionalnya. Contoh yang termasuk dalam kategori ini adalah pengurus panti jompo.

Berdasarkan beberapa riset, generasi sandwich juga lebih rentan stres karena multiperan dan banyaknya tekanan, antara lain adalah masalah keuangan, kesehatan, pendidikan, di antara kebutuhan rumah tangga dan orang tua yang harus mereka tanggung sendirian. Dampak lain yang sering dirasakan generasi ini adalah selalu merasa bersalah, selalu merasa khawatir, serta merasa lelah secara fisik dan mental.

Untuk memutus rantai generasi ini tentu bukanlah hal mudah yang dapat dilakukan begitu saja, diperlukan konsistensi dan usaha yang lebih besar untuk dilakukan. Dikutip dari sikapiuangmu.ojk.go.id, berikut beberapa cara keluar dari zona generasi sandwich.

Miliki tabungan rencana

Jika Anda merasakan kesulitan untuk menabung, maka memilih tabungan rencana adalah sesuatu yang tepat. Tabungan rencana merupakan tabungan dengan setoran rutin secara bulanan yang memiliki fasilitas auto debit dari rekening sumber ke rekening tabungan rencana dan penarikannya dibatasi sesuai ketentuan bank.

Biasanya, jenis tabungan ini memiliki banyak jenis tujuan, seperti pernikahan, haji atau umrah, pendidikan, wisata, dan lainnya. Jadi, apapun tujuanmu di masa depan, kamu dapat mengelola keuanganmu dengan bijak dan disiplin dengan tabungan rencana. Apalagi tabungan ini juga mendapatkan polis asuransi jiwa yang sesuai dengan ketentuan masing-masing bank.

Menyiapkan program pensiun

Sama dengan menabung, Anda juga akan membayar sejumlah uang yang sudah ditetapkan secara rutin dan hanya bisa diambil ketika memasuki usia pensiun. Program pensiun adalah langkah awal yang baik sebagai bukti sayang kamu kelak kepada anak dan berguna untuk menjamin kehidupan masa tua. Sehingga diharapkan nantinya dapat meminimalisir terjadinya generasi sandwich pada anak Anda.

Miliki asuransi kesehatan

Semakin bertambahnya usia, ketahanan tubuh juga akan semakin mudah turun yang berimbas pada kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk memiliki asuransi kesehatan, baik untuk diri sendiri, orang tua, maupun anak. Dengan memiliki asuransi, Anda akan mendapatkan jaminan kesehatan atas rawat inap, rawat jalan, pengobatan untuk gigi, penggantian kacamata, melahirkan sesuai dengan batasan yang dijamin polis. Selain itu, Anda juga bisa memilih untuk memiliki asuransi kesehatan dari pemerintah (BPJS Kesehatan) maupun dari swasta.

Kurangi gaya hidup konsumtif

Konsumtif atau tidaknya gaya hidup seseorang memang relatif dan tergantung dengan kemampuan seseorang. Namun, tidak ada salahnya Anda mengurangi gaya hidup konsumtif yang dirasa tidak perlu. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika Anda menentukan prioritas dan membedakan antara kebutuhan serta keinginan.

Dengan mengurangi pengeluaran yang tidak penting, maka Anda bisa lebih banyak menyisihkan uang untuk keperluan yang lebih penting atau urgent.

Menyiapkan dana pendidikan anak

Dana pendidikan anak juga tak kalah penting sebagai upaya memutus mata rantai ini. Dengan asuransi pendidikan, orang tua dapat menyiapkan biaya pendidikan anak untuk masa depan dimulai dari sekarang dan tentu saja ini akan meringankan beban orang tua dikemudian hari.

Sebelum memilih asuransi pendidikan, pastikan Anda memperkirakan perhitungan biaya pendidikan anak secara detail, seperti akan memilih sekolah di mana yang disesuaikan dengan kemampuan finansial. Namun, hal yang perlu diingat adalah pilihlah perusahaan asuransi yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK.

Mengajarkan anak untuk menabung dan belajar mandiri secara finansial

Perilaku gemar menabung harus diajarkan sedini mungkin oleh siapapun. Begitu pula jika kamu memiliki anak, maka segerakanlah untuk mengajarkan mereka belajar menabung, membedakan kebutuhan dan keinginan, hingga memotivasi untuk membeli kebutuhan mereka dari uang hasil menabung. Hal ini efektif untuk membuat anak menjadi semangat menabung.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version