Menu
in ,

Keminves-Angkasa Pura Kembangkan Bandara Kualanamu

Keminves-Angkasa Pura Kembangkan Bandara Kualanamu

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Kementerian Investasi (Keminves)/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Angkasa Pura Aviasi untuk menyelenggarakan kegiatan market sounding bertajuk “Peluang Investasi di Bandara Internasional Kualanamu”. Hal ini dilakukan guna mencari mitra strategis atau investor yang mampu mengakselerasi pembangunan infrastruktur bandar udara (bandara), sehingga dapat mendorong investasi di daerah, khususnya di Pulau Sumatera.

Terdapat tiga proyek infrastruktur yang ditawarkan dari bandara yang berlokasi di Deli Serdang, Sumatera Utara ini. Pertama, airport city yang terdiri dari hotel, convention hall, lapangan golf, theme park, dan rumah sakit dengan luas lahan sekitar 135 hektare. Kedua, e–commerce center warehouse dengan luas lahan sekitar 2 hektare. Ketiga, integrated commercial area, factory outlet, and MICE (meetings, incentives, conferencing, exhibitions)  dengan luas lahan 20 hektare.

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Nurul Ichwan menyampaikan, bahwa Kemenves/BKPM mendukung penuh pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh Angkasa Pura Aviasi ini. Pasalnya, bandara merupakan salah satu infrastruktur vital dalam sektor transportasi yang berdampak pada sistem konektivitas dan logistik. Pertumbuhan penumpang, pesawat, maupun kargo perlu diimbangi dengan sistem dan infrastruktur bandara yang terintegrasi teknologi, prasarana pendukung yang memadai, serta konsep airport city.

“Kami sangat mengapresiasi semangat PT Angkasa Pura Aviasi dalam melakukan sosialisasi peluang investasi yang dimilikinya di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini. Pelayanan infrastruktur bandara yang dapat meningkatkan iklim investasi sangat dibutuhkan, terutama pada kondisi bisnis bandara yang sedang turun,” kata Nurul melalui keterangan tertulis yang diterima Pajak.com, pada (17/9).

Ia mengatakan, pengelolaan infrastruktur transportasi udara dituntut untuk mampu berinovasi dalam pengembangan bisnis agar dapat terus memberikan pelayanan yang baik.

“Dengan adanya ketiga proyek yang ditawarkan ini, kami yakin dapat mendukung pengelolaan bandara sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara maupun Indonesia,” jelas Nurul.

Ia berharap, pengelolaan bandara ini tidak hanya dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, namun juga dapat mewujudkan konsep bandara masa depan sebagai infrastruktur multimoda dan multifungsi yang dapat mendorong pengembangan kawasan di sekitarnya.

“Karenanya dibutuhkan peningkatan strategic partnership antara Angkasa Pura II (Persero) dan Angkasa Pura Aviasi dengan para pelaku usaha, yang tidak hanya dapat meningkatkan kinerja bisnis, tetapi juga membangun kerja sama yang saling menguntungkan,” tambah Nurul.

Di kesempatan yang sama, Direktur PT Angkasa Pura Aviasi Haris menyampaikan bahwa pihaknya akan konsisten mencari mitra strategis untuk mengelola dan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu. Mitra strategis nantinya akan menjadi pemegang saham maksimal 49 persen di Angkasa Pura Aviasi, sementara sebesar 51 persen saham akan dikuasai Angkasa Pura II.

“Model pengembangan bandara ini akan menguntungkan dan mengakselerasi peningkatan bisnis bandara di Indonesia. Seluruh industri penerbangan tentunya sangat terdampak di tengah situasi pandemi COVID-19, namun tidak menyurutkan kami, selaku anak usaha plat merah yang diberi mandat dalam mencari mitra strategis dalam mengembangkan lahan Bandara Internasional Kualanamu menjadi lahan komersial terpadu,” kata Haris.

Ia berharap, pengembangan kawasan airport city dapat bersinergi dengan mitra-mitra potensial. Haris optimistis, hasil kolaborasi ini dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi daerah yang bermuara pada percepatan pemulihan ekonomi nasional.

“Kedepannya, kapasitas terminal penumpang Bandara Internasional Kualanamu akan ditingkatkan hingga mencapai 40 juta penumpang per tahun. Pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 sekarang, bandara melayani penumpang sekitar 2 ribu sampai dengan 3 ribu penumpang per harinya. Sedangkan di masa normal dapat melayani penumpang berkisar 9 hingga 11 juta penumpang per tahun,” ungkap Haris.

Kegiatan market sounding ini diikuti oleh lebih dari 190 peserta yang berasal dari perusahaan swasta maupun BUMN di bidang konstruksi, konsultan, lembaga keuangan, organisasi internasional, sektor jasa bandara, hotel, developer properti, kawasan, logistik/kargo, retail, iklan, dan sebagainya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version