Menu
in ,

Investasi Industri Manufaktur Tembus Rp 103,5 Triliun

Investasi Industri Manufaktur

FOTO: Dok. Kemenperin

Pajak.com, Jakarta – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, realisasi investasi sektor industri pengolahan sepanjang Januari-Maret 2022 mencapai Rp 103,5 triliun. Dimana jumlah tersebut memberikan kontribusi signfikan sebesar 36,7 persen terhadap total nilai investasi di tanah air pada triwulan I tahun 2022, yang menembus Rp 282,4 triliun.

“Investasi sektor industri pada triwulan I-2022 naik 17 persen secara year-on-year (yoy). Artinya, di tengah gejolak ekonomi global dan dampak pandemi COVID-19, kepercayaan diri para investor, khususnya dari sektor industri masih sangat tinggi,” ungkapnya dalam keterangan resmi.

Ia menambahkan, pihaknya proaktif untuk menarik minat para investor nasional dan global agar tetap menanamkan modalnya di Indonesia untuk memperkuat struktur manufaktur industri di dalam negeri sehingga bisa lebih berdaya saing global.

Menurutnya, Pemerintah Indonesia bertekad untuk semakin menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku usaha melalui pemberian berbagai insentif fiskal dan nonfiskal.

“Kenaikan investasi juga menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah masih on the right track,” imbuhnya.

Sementara itu, pada triwulan I-2022, Kementerian Investasi mencatat bahwa realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di sektor industri manufaktur sebesar Rp 25,6 triliun atau berkontribusi 18,9 persen terhadap total capaian PMDN yang menembus Rp 135,2 triliun.

Sektor manufaktur yang mengucurkan dananya paling besar pada periode tersebut, yakni industri makanan dengan nilai Rp 9,7 triliun melalui 2.181 proyek. Kemudian disusul industri kimia dan farmasi sebesar Rp 4,6 triliun (846 proyek), serta industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 2,6 triliun (432 proyek).

Selain itu, pada Januari-Maret 2022, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di sektor industri manufaktur sebesar 5,4 miliar dollar AS atau menyumbang 52,9 persen dari total capaian PMA yang berada di angka 10,3 miliar dollar AS.

“Sektor industri manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap realisasi PMA pada triwulan I-2022,” ujarnya.

Adapun yang menjadi penyumbang dominannya adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 2,5 miliar dollar AS dengan jumlah 443 proyek. Kemudian disusul industri kimia dan farmasi 854 juta dollar AS (650 proyek), industri makanan 686 juta dollar AS (951 proyek), serta industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain 542 juta dollar AS (468 proyek).

“Kalau secara total PMDN dan PMA, realisasi investasi terbesarnya dikontribusikan oleh industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 39,7 triliun,” tambahnya.

Agus mengatakan, capaian gemilang ini tidak terlepas dari jalannya kebijakan hilirisasi industri, salah satunya upaya penghiliran nikel yang tengah dipacu dalam mendukung percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik dengan pengembangan pabrik baterainya.

Merujuk data Kementerian Investasi, total nilai investasi pada triwulan I-2022 mencetak rekor pertumbuhan tertinggi sepanjang 10 tahun terakhir, atau tumbuh 28,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 219,7 triliun. Realisasi investasi triwulan I-2022 tersebut telah mencapai 23,5 persen dari target yang diamanahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar Rp 1.200 triliun di tahun ini.

“Kami optimistis target tersebut bisa tercapai. Oleh karena itu, perlu adanya kepastian hukum dan kepastian usaha bagi para pelaku industri di Indonesia untuk mendukung iklim usaha. Apalagi, perhelatan Presidensi G20 Indonesia akan menjadi momentum untuk membuka peluang dan menyampaikan potensi terhadap peningkatan kerja sama investasi, terutama di sektor industri,” katanya.

Tidak hanya itu saja, Pemerintah Indonesia akan mengoptimalkan ajang Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) untuk menggaet lebih banyak investor global khususnya dari negara-negara G20. Namun, untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan langkah sinergi dan kolaboratif di antara seluruh pemangku kepentingan terkait.

Menperin juga mengapresiasi kepada para pelaku industri yang kian agresif memperluas usahanya atau ekspansi di Indonesia.

“Karena ini terbukti berdampak luas bagi pemulihan ekonomi nasional, termasuk pada peningkatan jumlah serapan tenaga kerja,” pungkasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version