Menu
in ,

PGE Sumbang 31 Persen Produksi Geotermal Nasional

Pajak.com, Jakarta – Realisasi kinerja operasional PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sepanjang 2020 melebihi target. Pertamina Geothermal Energy (PGE) berhasil mencatat produksi setara listrik (electric volume produce geothermal) sebesar 4.618,27 gigawatt hour (GWh) atau lebih tinggi 14 persen dari target yang telah ditetapkan tahun 2020, yaitu sebesar 4.044,88 GWh.

Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto mengatakan, pencapaian itu karena pelaksanaan operasional yang optimal sekaligus didukung oleh implementasi geothermal integrated management system.

“Pencapaian PGE menyumbangkan 31 persen produksi geotermal nasional 2020 yang ditetapkan kementerian energi dan sumber daya mineral sebesar 14.774 GWh,” jelas Yuniarto melalui keterangan tertulis yang diterima Pajak.com(9/5).

Secara rinci, area geotermal Kamojang berhasil mencatat produksi setara listrik sebesar 1.650 GWh atau lebih tinggi 13 persen dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan 2020 yang sebesar 1.454 Gwh. Lalu, area geotermal Lahendong mampu memproduksi sebesar 828 GWh atau lebih tinggi 10 persen dari target yang sebesar 754 GWh.

Sementara, area geotermal Ulubelu mencatat produksi setara listrik sebesar 1.613 GWh atau lebih tinggi 21 persen dari target yang sebesar 1.335 GWh. Lalu, area geotermal Lumut Balai berproduksi sebesar 442 GWh atau lebih tinggi 12 persen dari target yang sebesar 395 GWh.

Selain menjaga pasokan listrik dari pembangkit yang telah dioperasikan saat ini, PGE juga melakukan kajian dalam rangka meningkatkan kapasitas terpasang panas bumi untuk pembangkitan energi listrik. Area Ulubelu dan Area Lahendong merupakan wilayah yang dipilih dalam kajian itu.

“PGE terus berkomitmen untuk meningkatkan energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional menjadi 23 persen pada 2025 di sektor panas bumi dengan strategi bisnis yang terukur untuk menjadi world class green energy company. Ke depan, PGE menargetkan untuk mengoperasikan PLTP (pembangkit listrik tenaga panas bumi) dengan kapasitas own operation 1,3 gigawatt (GW) pada 2030.” kata Yuniarto

Saat ini PGE mengelola 15 wilayah kerja panas bumi, yang telah menghasilkan listrik panas bumi sebesar 1877 megawatt (MW)—672 MW yang dioperasikan sendiri (own operation) oleh PGE dan 1205 MW dikelola melalui kontrak operasi bersama.

“Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE tersebut berkontribusi sebesar sekitar 88 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 (karbon dioksida), sebesar sekitar 9,5 juta ton CO2 per tahun,” kata Yuniarto.

Selain itu, di tengah pandemi Covid-19 PGE dapat melakukan efisiensi biaya operasi sebesar 9 persen; mendukung strategi pemerintah dalam melakukan utilisasi produk dalam negeri; dan pemanfaatan 63,39 persen tingkat komponen dalam negeri (TKDN)—melebihi target yang telah direncanakan tahun 2020 sebesar 25 persen.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version