Menu
in ,

Ekspor Nonmigas Mei Ini Tertinggi Sepanjang Masa

Pajak.com, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyampaikan, nilai total ekspor pada April 2021 merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2011. Lebih dari itu, menurut Mendag, ekspor nonmigas bulan Mei ini merupakan yang tertinggi sepanjang masa. Kinerja ekspor Indonesia pada April 2021 mencapai 18,48 miliar dollar AS, naik sebesar 0,69 persen (MoM), dan naik 51,94 persen (YoY).

Kinerja ekspor ini membuat neraca perdagangan Indonesia pada April 2021 kembali surplus sebesar 2,19 miliar dollar AS. Data itu melanjutkan tren surplus bulanan yang terjadi sejak Mei 2020 lalu. Surplus pada April 2021 tersebut disumbang surplus neraca nonmigas sebesar 3,26 miliar dollar AS dan defisit neraca migas 1,07 miliar dollar AS. Pada April 2021, Indonesia juga mencatatkan surplus neraca perdagangan dengan beberapa negara mitra dagang utama Indonesia, antara lain Amerika Serikat sebesar 1,22 miliar dollar AS; Filipina 0,55 miliar dollar AS; dan India 0,44 miliar dollar AS.

“Terjaganya pertumbuhan ekspor dan terkendalinya pergerakan impor pada periode pemulihan ekonomi pasca-Covid 19 ini melatarbelakangi surplus perdagangan Indonesia pada April 2021. Neraca perdagangan kumulatif pada Januari hingga April 2021 juga surplus 7,72 miliar dollar AS. Nilai itu melampaui surplus perdagangan periode Januari hingga April 2020 yang hanya mencapai 2,22 miliar dollar AS,” jelas Lutfi.

Lutfi menyampaikan, peningkatan kinerja ekspor pada April 2021 ini didorong peningkatan ekspor sektor migas sebesar 5,34 persen (MoM) dan juga peningkatan ekspor nonmigas sebesar 0,44 persen (MoM).

Menurut Lutfi, peningkatan ekspor April 2021 didorong peningkatan hampir seluruh sektor. Ekspor sektor industri naik 0,56 persen; pertambangan naik 2,33 persen; migas naik 5,34 persen; dan pertanian turun 14,55 persen (MoM).

“Capaian kinerja ekspor yang sangat baik di masa pemulihan ekonomi ini dapat diartikan bahwa Indonesia mampu memanfaatkan peluang yang ada pada saat dunia sedang bergerak menuju pemulihan ekonomi. Saat ini, manufaktur Indonesia berada pada periode ekspansif. Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) Manufaktur dari IHS Markit pada April 2021 tercatat sebesar 54,6, naik dari 53,2 pada Maret dan mencatat rekor baru selama dua bulan berturut-turut,” jelas Lutfi.

Lutfi menyampaikan, komoditas utama ekspor pada April 2021 adalah lemak dan minyak hewan atau nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), besi dan baja (HS 72), mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85), serta kendaraan dan bagiannya (HS 87). Kelima kelompok produk tersebut memiliki pangsa ekspor 45,42 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada April 2021.

Beberapa komoditas utama ekspor nonmigas Indonesia yang meninfkat pada April 2021 antara lain logam mulia, perhiasan atau permata (HS 71) naik 39,47 persen; timah dan produknya (HS 80) naik 31,48 persen (MoM), bijih logam (HS 26) naik 26,55 persen; bahan kimia organik (HS 28) naik 17,51 persen; serta besi dan baja (HS 72) naik 17,50 persen.

Sedangkan secara kumulatif, kelompok produk yang mengalami pertumbuhan signifikan pada Januari hingga April 2021 adalah bijih, terak, dan abu logam (HS 26) dengan peningkatan ekspor sebesar 204,5 persen (YoY). Disusul kelompok produk besi dan baja (HS 72) dengan peningkatan ekspor sebesar 77,19 persen (YoY); berbagai produk kimia (HS 38) sebesar 64,24 persen (YoY); lemak dan minyak hewan atau nabati (HS 15) sebesar 51,17 persen (YoY); tembaga dan barang hasil olahannya (HS 74) sebesar 45,67 persen (YoY); serta kendaraan dan bagiannya (HS 87) sebesar 35,67 persen (YoY).

Nilai ekspor Indonesia pada April 2021 ke beberapa negara mitra utama meningkat, antara lain ekspor ke Selandia Baru dengan peningkatan ekspor sebesar 40,96 persen (MoM), disusul kawasan Asia Tengah yang tumbuh 40,06 persen (MoM), dan Afrika Tengah yang tumbuh 23,12 persen (MoM).

Mendag menjelaskan, kinerja positif neraca perdagangan ini tak lepas dari akselerasi program vaksinasi Covid-19 di berbagai negara yang mulai menunjukkan hasil positif. Negara-negara tersebut mempercepat program vaksinasi pada Januari hingga April 2021.

Sementara Indonesia, perekonomiannya berada pada fase goldilocks (pertumbuhan ekonomi ideal tidak terlalu cepat maupun terlalu lambat) yang ditopang faktor eksternal berupa kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi sejumlah negara.

“Pada April 2021 kinerja ekspor Indonesia ke negara-negara Eropa telah kembali pulih ke level sebelum pandemi. Tanda penguatan kinerja ekspor juga terus terlihat di kawasan Asia, di antaranya Asia Timur sebesar 6,17 persen (MoM) dan Asia Tenggara sebesar 3,91 persen (MoM). Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi perdagangan di kawasan Asia masih sangat besar,” ungkap Mendag.

Secara kumulatif, total nilai ekspor Indonesia selama Januari hingga April 2021 mencapai 67,38 miliar dollar AS, meningkat sebesar 24,96 persen (YoY). Ekspor nonmigas, sepanjang Januari hingga April 2021 naik sebesar 24,84 persen, begitu juga dengan ekspor migas yang turut meningkat sebesar 27,14 persen.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version