Menu
in ,

Desa Wisata Potensial Ciptakan Lapangan Kerja

Desa Wisata Potensial Ciptakan Lapangan Kerja

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan, pengembangan kawasan pedesaan menuju desa mandiri melalui desa wisata atau desa kreatif dinilai potensial dalam penciptaan lapangan kerja dengan mengoptimalkan potensi sumber daya ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup untuk kesejahteraan masyarakat.

“Desa wisata sangat potensial menjadi pencipta lapangan kerja yang kita rasa sangat dibutuhkan, terutama saat ini di tengah pandemi dan tantangan ekonomi,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (03/10).

Menurutnya, program-program pengembangan desa wisata dan desa kreatif inilah yang jadi salah satu fokus utama Kemenparekraf saat ini. “Utamanya dalam hal pengembangan produk dan jasa digital desa serta produk unggulan dengan konsep one village one product dalam lingkup kewirausahaan,” tambahnya.

Ia melanjutkan bahwa produk yang memiliki nilai tambah seperti kuliner, kriya, dan fesyen lebih mudah untuk dapat diterima pasar dan meningkatkan perekonomian domestik, bahkan kedepannya dapat merambah pasar ekspor.

“Melalui pelatihan dan pendampingan, menjadi tugas kami melakukan monitoring secara berkala agar ada pengembangan mulai dari inisiatif produk sampai pengaplikasian nilai-nilai berkelanjutan,” ujarnya.

Sandiaga menekankan, peran generasi muda khususnya mahasiswa sangat penting untuk dapat melihat potensi pariwisata dan ekonomi kreatif kawasan pedesaan dalam menyerap dan membuka lapangan kerja.

Oleh karena itu, pihaknya mengajak mahasiswa untuk dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan cara menciptakan peluang bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdigitalisasi dan berbasis ekonomi kreatif. Karena semakin banyak anak muda yang berkecimpung di dunia wirausaha, maka akan semakin banyak pula produktivitas yang dihasilkan sehingga berdampak pula pada meningkatnya perkembangan ekonomi nasional.

“Ini peluang wirausaha muda dan saya ingin seribu orang yang hadir di sini melihat bahwa ke depan anak-anak muda itu jangan lulus terus mencari kerja, mereka harus mulai memikirkan untuk menciptakan lapangan kerja, memulai usaha yang akan mengurangi tingkat pengangguran, dan ternyata datanya menolong sekali. Bahwa 50 persen lebih dari lulusan universitas ingin membuka usaha sendiri,” jelasnya.

Sementara itu, Koordinator Industri Kreatif Fesyen, Kriya, dan Desain Produk Kemenparekraf Romi Astuti mengatakan bahwa pelatihan dan pendampingan yang dijalankan Kemenparekraf diantaranya adalah memaksimalkan teknologi digital dalam upaya memperluas pasar dan daya saing. Selain itu, pendampingan juga dilakukan bagi masyarakat pedesaan, karena sentra ekonomi kreatif dan kegiatan pariwisata lebih banyak tersebar di pedesaan.

“Seperti pendampingan di salah satu desa di Labuan Bajo. Kami memberikan pendampingan pembuatan motif baru kain tenun, juga fotografi produk serta digitalisasi dengan memaksimalkan ekonomi digital. Hasilnya penjualan mereka jadi meningkat hingga dua kali lipat. Pelatihan pun lebih banyak diikuti anak-anak muda di desa tersebut,” katanya.

Tidak hanya itu saja, Associate Professor and Certified Financial Planner Dwi Wulandari juga menegaskan, sudah saatnya bagi pemerintah untuk memaksimalkan potensi ekonomi kreatif yang ada di desa sebagai tulang punggung perekonomian tanah air, dengan cara menghadirkan produk unggulan yang memiliki keunikan, bernilai ekonomi, dan mudah diusahakan.

“Keberadaan desa mandiri, yakni desa yang mampu mengatur dan membangun desanya dengan memaksimalkan potensi yang ada di desa dan kemampuan masyarakatnya dan tidak tergantung pada bantuan pihak luar harus terus didorong,” pungkasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version