Menu
in ,

Ekspor Tembus Rekor Baru Sebesar 18,55 Miliar Dollar AS

Pajak.com, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan, neraca perdagangan periode Juni 2021 mencatatkan surplus sebesar 1,32 miliar dollar AS. Surplus ini menunjukkan tren surplus neraca perdagangan bulanan terus berlanjut sejak Mei 2020. Tidak hanya itu saja, kinerja ekspor periode Juni 2021 juga berhasil mencatatkan rekor baru sejak Agustus 2011.

“Hal yang membanggakan kita semua, dari sisi ekspor, nilai total ekspor Indonesia mencapai 18,55 miliar dollar AS dan menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2011,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/07).

Menurutnya, surplus neraca perdagangan bulan Juni 2021 ditopang oleh surplus neraca nonmigas sebesar 2,38 miliar dollar AS dan terkontraksi defisit neraca migas sebesar 1,07 miliar dollar AS. Mendag Lutfi menambahkan, Indonesia mencatatkan surplus dengan beberapa negara mitra dagang utama pada Juni 2021.

“Surplus nonmigas terbesar berasal dari Amerika Serikat yang mencatatkan nilai surplus 1,24 miliar dollar AS, Filipina 0,65 miliar dollar AS, dan Belanda 0,32 miliar dollar AS,” tambahnya.

Sementara itu, neraca perdagangan kumulatif Januari-Juni 2021 tercatat surplus 11,86 miliar dollar AS. Nilai tersebut diperoleh dari surplus perdagangan pada sektor nonmigas sebesar 17,57 miliar dollar AS pada Januari-Juni yang mampu menutupi defisit perdagangan migas yang mencapai 5,70 miliar dollar AS. Bahkan, neraca perdagangan kumulatif periode Januari-Juni 2021 jauh melampaui surplus perdagangan periode Januari-Juni 2020 yang tercatat senilai 5,43 miliar dollar AS.

Dari sisi ekspor, nilai total ekspor Indonesia pada Juni 2021 tercatat sebesar 18,55 miliar dollar AS, naik 9,52 persen (MoM) dan secara tahunan naik sebesar 54,46 persen (YoY). Capaian ini melampaui kinerja ekspor April 2021 yang mencapai 18,49 miliar dollar AS. Peningkatan kinerja ekspor pada Juni 2021 ini didorong oleh peningkatan ekspor sektor migas sebesar 27,23 persen (MoM) dan peningkatan ekspor nonmigas sebesar 8,45 persen (MoM).

Mendag menjelaskan, pada Juni 2021, kenaikan ekspor terjadi di seluruh sektor. Selain peningkatan ekspor di sektor migas, sektor pertanian juga tercatat naik 33,04 persen (MoM), industri pengolahan naik 7,34 persen (MoM), dan sektor pertambangan naik 11,75 persen (MoM). Meroketnya ekspor sektor pertanian terutama disebabkan oleh membaiknya harga komoditas ekspor pertanian dan pulihnya permintaan dunia.

“Kinerja yang sangat baik pada seluruh sektor di masa pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID- 19 ini harus dipertahankan dengan menjaga status penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia tetap terkendali,” jelasnya.

Sementara itu, optimisme pelaku bisnis manufaktur terhadap kondisi perekonomian Indonesia agak turun pada Juni 2021 karena gelombang kedua pandemi COVID-19. Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juni 2021 sebesar 53,5 persen, turun dibandingkan Mei 2021 yang mencapai 55,6 persen. Meski demikian, indeks ini masih cukup baik karena aktivitas industri masih berada di level ekspansif. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku ekonomi masih optimis pada pasar Indonesia.

Beberapa komoditas utama ekspor nonmigas Indonesia yang tumbuh cukup tinggi pada Juni 2021 antara lain besi baja yang naik 32,31 persen (MoM), kendaraan dan bagiannya naik 42,19 persen (MoM), bijih, terak, dan abu logam naik 35,36 persen (MoM), mesin dan perlengkapan elektrik naik 15,87 persen (MoM), serta alas kaki naik 33,01 persen (MoM).

Sementara itu, beberapa komoditas yang ekspornya turun pada Juni 2021 adalah lemak dan minyak hewan/nabati turun 30,90 persen (MoM), berbagai produk kimia turun 11,40 persen (MoM), kertas, karton, dan barang daripadanya turun 6,21 persen (MoM), logam mulia, perhiasan/permata turun 2,54 persen (MoM), dan pulp dari kayu turun 4,08 persen (MoM).

Mendag mengatakan, ekspor nonmigas pada Juni 2021 juga menunjukkan peningkatan signifikan ke beberapa kawasan, antara lain ke Asia Tengah dengan peningkatan sebesar 115,93 persen (MoM), disusul oleh kawasan Amerika Tengah yang tumbuh 75,33 persen (MoM) dan Asia lainnya yang tumbuh 33,38 persen (MoM). Selain itu, ekspor ke kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara juga meningkat.

“Kembali meningkatnya ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa wilayah Asia setelah turun pada bulan lalu menunjukkan bahwa permintaan pasar Asia mulai membaik,” ujarnya.

Jika dilihat secara kumulatif Januari-Juni 2021, kinerja ekspor Indonesia menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan sebesar 34,78 persen (YoY). Sebagian besar ekspor produk utama Indonesia tercatat meningkat. Peningkatan signifikan ditunjukkan oleh kelompok produk bijih, terak, dan abu logam yang naik 160,8 persen (YoY), disusul besi dan baja naik 92,74 persen (YoY), berbagai produk kimia  naik 71,85 persen (YoY), lemak dan minyak hewan/nabati naik 57,55 persen (YoY). Serta kendaraan dan bagiannya naik 54,58 persen (YoY).

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version