in ,

Bagaimanakah Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2022?

Bagaimanakah Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2022?
FOTO: IST

Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional akan mencapai 4,7–5,5% yoy pada tahun 2022. Sedangkan menurut ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, pertumbuhan ekonomi nasional dapat mencapai 5,46% yoy jika gejolak COVID-19 pada tahun 2022 tidak tambah parah.

“Perkiraan kami itu (pertumbuhan ekonomi 2022) bisa mencapai 5,46 persen yoy, jika faktor penunjang gejolak pandemi bisa diredakan. Tapi setidaknya kita berangkat dari moderat dulu, itu 4,5 persen berdasarkan simulasi kami,” papar Fithra.

Angka ini menunjukkan peningkatan dari proyeksi pertumbuhan tahun 2021 yaitu sebesar 3,2–4,0%. Proyeksi tahun 2022 yang meningkat merupakan hasil dari penguatan sinergi dan inovasi guna mendorong perbaikan kondisi pandemi, baik kesehatan masyarakat maupun ekonomi nasional. Berlanjutnya perbaikan ekonomi global menyebabkan kinerja ekspor yang semakin kuat, kenaikan permintaan agregat yang disebabkan oleh meningkatnya konsumsi dan investasi, serta pelaksanaan vaksinasi massal mendorong proyeksi pertumbuhan ekonomi meningkat.

Baca Juga  Menparekraf Ungkap 5 Strategi Pemerintah Gaet Musisi Kelas Dunia

“Sinergi kebijakan yang erat dan kinerja perekonomian tahun 2021 menjadi modal untuk semakin bangkit dan optimis akan pemulihan ekonomi Indonesia yang lebih baik pada tahun 2022. Penguatan sinergi dan inovasi ditujukan untuk menciptakan imunitas massal dari pandemi COVID-19 dan pembukaan kembali sektor ekonomi prioritas, mendorong pemulihan ekonomi dalam jangka pendek melalui kebijakan peningkatan permintaan, serta memperkuat pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka menengah melalui kebijakan reformasi struktural,” ujar Perry Warjiyo, Gubernur BI.

Diperkirakan inflasi tergolong rendah pada kisaran 3±1% dan defisit pun diproyeksikan terkendali sekitar 1,1–1,9% pada 2022. Selain itu, dana pihak ketiga dan kredit akan bertumbuh sebesar 7,0–9,0% dan 6,0–8,0%. Nilai tukar rupiah juga diperkirakan akan cukup stabil di kisaran Rp 14.500–15.000 per dollar AS.

Baca Juga  Logika Baru Ekstensifikasi Perpajakan di Indonesia

Diperkirakan transaksi pada e-commerce akan mencapai Rp 530 triliun, meningkat dari proyeksi tahun lalu sebesar Rp403 triliun, mengingat besar peran e-commerce di kehidupan masyarakat modern. Untuk menunjang kehidupan serba digital, pihak layanan uang elektronik atau e-wallet pun diproyeksikan melonjak menjadi Rp337 triliun, serta perbankan digital sebesar lebih dari Rp48 ribu triliun.

Demi merealisasikan proyeksi tersebut, BI akan melaksanakan bauran kebijakan yang berisikan lima instrumen kebijakan, antara lain kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, kebijakan pengembangan pasar uang, serta kebijakan UMKM dan ekonomi keuangan syariah. Kelima bauran kebijakan ini akan disinergikan sebagai arah kebijakan ekonomi nasional guna mendorong program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Baca Juga  Isi PP 14/2024 tentang THR dan Gaji ke-13 PNS-Pensiunan

 

Penulis Adalah Mahasiswi Universitas Indonesia, Fakultas: Ekonomi dan Bisnis, Jurusan: Ilmu Ekonomi, Angkatan: 2020

* Informasi yang disampaikan dalam Artikel ini Sepenuhnya merupakan Tanggung Jawab Penulis

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *